Minggu, 21 Oktober 2012


ARSITEKTUR MASA RENAISSANCE

Masa Renaissance
Renaissance yang berarti kelahiran kembali, ingin mengungkap kembali kebudayaan masa lalu yaitu zaman keemasan Romawi sebagai titik tolak pemikiran intelektual masa Renaissance.
Perkembangan penting pada zaman Renaissance dimulai di Itali pada tahun-tahun kemunduran abad pertengahan sekitar tahun 1300.
Zaman Renaissance, orang menganggap abad mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Perubahan mendasar tersebut adalah paham yang menaruh perhatian pada masalah dunia, masyarakat yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak seperti masa sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan serta perhatian pada akhirat.
Zaman Renaissance manusia maupun alam tidak digeneralisasikan, melainkan diperlakukan sebagai makhluk dan benda yang berdiri sendiri sendiri dan masing-masing mempunyai daya tarik sendiri.
Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance tidak memiliki konsep kemajuan secara evolusi, hasrat mereka adalah menemukan kembali, bukan menemukan hal baru.
Usaha untuk meningkatkan kehidupan masyarakat tidak dengan melihat kedepan, melainkan menengok kebelakang, pada zaman keemasan Romawi.
Seni Teknologi dan Arsitektur
Giotto adalah seniman Renaissance dari Firence yang pertama kali menguasai penggunaan persfektif mekanis, pemakaian bentuk anatomi manusia, serta eksperimen tentang chiaroscuro, yaitu suatu cara melukis bayangan dengan maksud memberikan ketajaman pada bentuk-bentuk yang terkena bayangan. Hal diatas merupakan 3 unsur pokok bagi pelukis masa Renaissance pada awalnya.
Selanjutnya azas persfektif mekanis ditemukan oleh Arsitek Brunelleschi, yang menemukan prisip-prinsipnya pada saat menelaah proporsi bangunan Romawi kuno.
Azas-azas persfektif, suatu telaah yang mempesonakan seniman Renaissance, memperlihatkan bagaimana persfektif mengungkapkan kesan kedalaman suatu permukaan yang datar, semua garis bertemu sebelum mulai melukis.
Teknik Sfumato sebagai pengembangan dari teknik Chiarooscuro, yakni pengaburan atau peremangan garis bentuk suatu benda sehingga menyatu dengan keadaan kelilingnya, sehingga memperkuat kesan obyek.
Karakter Arsitektur
Proporsi yang harmonis menguasai perhatian arsitek pada masa tersebut. Mereka berusaha menghubungkan matra tiap bagian utama bangunan dengan satu modul, atau satuan panjang yang menjadi dasar.
Misalnya proporsi Michelangelo yang rumit pada rancangan gereja St. Petrus (yang tidak pernah dilaksanakan ), adalah suatu bangunan duikur secara vertikal dengan perbangdingan 3 : 2 : 1. Garis bentuk bangunan merupakan segitiga samasisi yang merupakan bentuk geometris yang benar-benar simetri.
Analisa Perbandingan
  • Bentuk denah keseluruhan simetri.
  • Menara lebih sederhana dalam bentuk maupun jumlahnya.
  • Kesan skyline horisontal.
  • Atap kembali pada ½ lingkaran tanpa rib / rusuk, sehingga ketebalannya sama (kesan kekokohan Romawi ditonjolkan kembali)
  • Pedoman klasik (Yunani dan Romawi) dipergunakan kembali dan distandarkan menurut pemikiran humanis.
Arsitektur Renaisans ini (yang berjaya dalam abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi seperti bentuk tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagai-nya; (meskipun pada perkembangan selanjutnya peng-gunaan langgam tersebut mulai berkurang) dapat disam-paikan sebagai ciri yang pertama. Bentuk-bentuk denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja (kalau dibandingkan dengan masa sekarang, masa abad 20 khususnya). Di satu pihak, ketaatan pada dalil-dalil ini mencerminkan perlakuan yang diberlakukan pada arsitektur yakni, arsitektur ditangani dengan menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional. Perlakuan yang menggunakan daya nalar ini sekaligus menjadi titik penting perjalanan arsitektur Barat mengingat sebelumnya arsitektur sepenuhnya diperlakukan hanya dengan menggunakan daya rasa seni bangunan. 

Bangunan Masa Renaissance
[1] Gereja Basilika St. Petrus, Roma (Vatikan).






Pembangunan gereja basilika ini dimulai tahun 1506, untuk menggantikan sebuah gereja yang sudah berumur 1200 tahun, yang terdiri atas makam St. Petrus ( Zaman Kristen Awal ) setelah para arsitek bersaing untuk mengajukan rancangannya, pemenangnya adalah Donate Bramante. Kemudian para arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo berulang kali melakukan perubahan besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623, hanya kubah besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai rencana asli.

Diatas deretan pilar, berdiri patung-patung besar (orang-orang yang dihormati dalam agama kristen) menghadap halaman dalam membentuk oval. Patung tersebut bergaya barok yang dirancang oleh Bernini puluhan tahun kemudian. Giovanni Lorenzo bernini Lahir di Naples, Italia pada tahun 1958. Karateristik design Bernini merupakan gabungan antara arsitektur, lukisan dan ukiran dengan bentuk yang dinamis.
Michelangelo Merisi Dacaravagio lahir di Floencce, Italia 1457. Beliau adalah seiman pada masa Renaissance. Sebagai kepala arsitek untuk St. Peter's Basilica di Roma, Michelangelo bertanggungjawab atas bentuk akhir kubahnya. Kubah inilah yang selanjutnya menjadi lambang otoritas dan model bagi kubah-kubah di seluruh dunia Barat, termasuk US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat. Detail ukiran yang dia ciptakan menandai awal Baroque dan mengakhiri arsitektur klasik murni.
Karateristik seni design dari Michaelangelo adalah dengan menganalogikan ukiran dengan simetris tubuh manusia. Bangunan berpijak pada konsep antik roman, dengan memperhatikan elemen dekoratif berupa lukisan pada plafond dan sculpture dengan motif-motif klasik. 
Sedangkan Donate Bramante karakteristik bangunannya menimbulkan kesan baru pada bentuk bangunan yang cenderung menjadi dinamis (misalnya: bentuk lengkung) dan monumental.

Seluruh interior dalam gereja ini terbuat dari marmer, dibangun oleh Clement VII pada akhir abad ke-16.

Mampu menampung hingga 60.000 orang di dalamnya

Pieta. Patung marmer yg terkenal, baru selesai dibuat tahun 1499. Patung ini berdiri di bagian tengah salah satu Kapel dalam gereja. Sekarang patung ini ditutupi dengan kaca, karna pernah dihancurkan pada tahun 1972.

Interior bagian atap St. Peter, di desain oleh Giovanni Paolo Pannini

altar utama St. Peter.